![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih5PeIXn7P-A2tp-jXJmRRL3e9Deorx7ojuTc2YDYzoiGQWJCCHenzrT2A1gY-QAki24nFkbKtdMQJ1hrZKWErz9WGzGulr0v6XnnoLsCdjhjhqz3M2d2OrsAC60T7aWudh1nCLtTutRNb/s1600/ibu1.jpg)
Hadirkan dalam benak kita, seorang perempuan yang dengan susah payah
tengah melahirkan bayi yang dikandungnya. Rasa sakit yang tak mampu
terucap lewat kalimat, rintihan tangis menahan kepedihan menanggung
beban yang tak ringan dalam perutnya yang hingga 9 bulan ia bawa
kemana-mana, harap dan cemas yang selalu terasakan dalam jiwa yang
dengannya ia hanya mampu bersandar kepada pencipta dirinya dan yang Maha
Kuasa menentukan segalanya terus hadirkan bayangan itu dalam benak
kita…ketika bayi yang dikandungnya benar-benar lahir dengan selamat
disertai tangis saat keluar menghirup udara dunia, perempuan itu
tersenyum lebar seolah lenyap rasa sakit, pedih dan perih yang baru saja
ia rasakan…berganti kebahagiaan yang tak terkatakan. Kelelahan badan
tidak ia rasakan meski butiran keringat memenuhi sekujur tubuh dan
wajahnya yang tampak letih. Air mata kebahagiaan mengalir di kedua
pipinya sambil terus saja ia menciumi buah hatinya yang baru beberapa
saat lahir dari perutnya. Siapakah perempuan itu? Dia adalah ibu kita.
Ya, ibu kita…sosok tegar namun penuh kasih sayang yang telah melahirkan
kita. Ibu yang dengan kasih sayangnya mengasuh, merawat dan membesarkan
kita. Ibu yang dengan segenap cintanya yang tulus telah mendidik diri
kita. Pengorbanan yang luar biasa telah ia lakukan, peluh dan keringat
seolah hampir habis tertumpah demi membahagiakan kita, tidak jarang air
mata tak tertahankan keluar menetes membasahi pipinya saat kita sakit
dan menderita.
Ia tak pernah rela kita mengalami kesusahan, ia ikut merasakan
kesedihan saat kita berteman dengan penderitaan, ia isi hati dan
fikirannya untuk kebahagiaan anaknya, kita. Lalu, apa yang sudah kita
lakukan untuk ibu kita? Balasan apa yang sudah kita persembahkan untuk
perempuan mulia itu? Kalimat apa yang terucap lewat lisan kita saat kita
dipanggil dan diminta bantuan olehnya? Manakah yang lebih mengemuka
dari sikap kita kepada ibu yang telah entah berapa lama mencurahkan
kasih sayangnya kepada kita itu? Ada baiknya kita renungi dalam-dalam
firman Allah swt berikut ini :
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (QS. Luqman/31:14)
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh…Lewati rintangan demi aku anakmu…
Ibuku sayang masih terus berjalan…Walau tapak kaki penuh darah
penuh nanah…Seperti udara kasih yang engkau berikan…Tak mampu ku
membalas…Ibu…Ibu… (Syair lagu “Ibu”, Iwan Fals)
(Ustadz Sigit Yulianta M.S.I)
0 komentar:
Posting Komentar